News & Info
- Asal Usul (10)
- Berita Unik (110)
- Boys and Girls (23)
- Cooking (3)
- Health (67)
- Hukum dan Politik (1)
- Indonesia Education (2)
- Islam (5)
- IT (40)
- Movies (8)
- Sport (9)
- Tips dan Inspirasi (77)
- Travel (8)
Post of The Month
-
Ferdinal (30) tertangkap basah mencuri barang-barang elektronik. Ia dikejar massa. Demi menghindari keroyokan warga, ia nekat memanjat poh...
-
Sungai merupakan aliran air alami, biasanya nih airnya air tawar yang mengalir menuju laut, danau maupun sungai-sungai lain boi. Sungai ber...
-
Superhero/ Pahlawan super adalah karakter fiksi yang "memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan tindakan hebat untuk kepentingan u...
-
Tim peneliti dari King Fahd University of Petroleum and Mineral, Dhahran menyimpulkan bahwa air Zamzam bebas dari setiap unsur berbahaya,...
-
Harga : IDR 70.000 Size Chart Size M, L, XL are Ready Sablon Rubber Soft Cotton Combed 20's
Pop Up
Minggu, 24 Juni 2012
Tidak punya alis bukan suatu hal yang aneh bagi perempuan masa kini yang gemar bersolek. Mencukur habis rambut di atas mata itu sengaja dilakukan agar mempermudah mereka melukis alis yang melengkung sempurna di pagi hari yang sibuk. Tapi Mona Lisa bukan perempuan masa kini. Istri pedagang dari Florentine yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci itu hidup pada abad ke-16.
Sehingga muncul berbagai pertanyaan mengapa wanita dalam lukisan itu sama sekali tak memiliki alis, bahkan bulu mata. Beberapa peneliti menyatakan bahwa mencabuti rambut di wajah adalah praktek umum bagi wanita beradab pada masa itu. Sebab, rambut itu dianggap tak elok dilihat. Tentu saja penjelasan ini tak memuaskan banyak penikmat senyum wanita yang penuh tanda tanya itu.
Pascal Cotte adalah salah seorang di antaranya. Warga Paris ini kerap bertanya-tanya mengapa Mona Lisa berbeda dengan lukisan sang maestro lainnya. Da Vinci selalu menggoreskan alis dan bulu mata pada semua lukisannya. Karya Da Vinci yang paling terkenal ini memang bukan barang baru buat Cotte. Pada 1969, Cotte kecil meminjam kartu pass Metro milik ibunya dan pergi ke Museum Louvre untuk melihat sendiri apa yang disebut ibunya sebagai lukisan terindah di dunia.
Bocah 11 tahun itu berdiri berjam-jam di depan lukisan etrsebut, sangat lama sehingga seorang penjaga museum menawarkan kursinya. Sudah 35 tahun berlalu, Cotte--yang kini seorang insinyur teknik--kembali menghabiskan tiga jam di depan lukisan itu. Namun, kali ini ia membawa sebuah kamera raksasa dan izin untuk mengeluarkan lukisan itu dari bingkai dan kotak pengamannya. Foto-foto hasil jepretan Cotte, termasuk mata, mulut, dan tangan yang diperbesar 20 kali lipat, dipamerkan di Metreon, San Francisco, Amerika Serikat.
Foto mata yang diperbesar itulah yang akhirnya menjawab pertanyaan Cotte. Ketika meneliti foto itu, ia menemukan selembar rambut di dahi kiri Mona Lisa, bukti sesuatu yang dulunya alis. Ada kemungkinan alis ini hilang karena pigmen cat memudar atau terhapus gara-gara upaya restorasi yang ceroboh. "Saya adalah seorang insinyur dan saintis. Bagi saya, semua harus masuk akal," ujarnya. "Tidak masuk akal bahwa Mona Lisa tidak punya alis atau bulu mata. Saya menemukan selembar rambut alisnya."
Selain menemukan alis, Cotte menciptakan reproduksi yang disebutnya definisi tinggi yang paling akurat dari lukisan yang berumur 500 tahun itu. Berkat teknik pemindaian gambar 240 juta piksel yang memakai 13 spektrum warna, termasuk ultraviolet dan inframerah, Cotte bisa menampilkan warna asli lukisan itu ketika baru selesai dikerjakan Da Vinci.
Cotte mengatakan pemindaian digital ultradetail lukisan itu memungkinkan ia menggali secara efektif menembus tumpukan cat yang berlapis-lapis dan melihat wajah asli Lisa Gherardini, wanita dalam lukisan tersebut. "Cukup dengan satu foto, Anda bisa lebih mendalami konstruksi lukisan itu dan mengerti bahwa Leonardo adalah seorang jenius," kata Cotte dalam pembukaan pameran "Da Vinci: An exhibition of Genius" di San Francisco, Rabu lalu.
Kamera supercanggih yang lahir dari keahlian Cotte dalam bidang optik dan cahaya itu membantunya memeriksa lukisan yang menjadi obsesinya. Pria 49 tahun itu memperkirakan tak kurang dari 3.000 jam dihabiskannya untuk menganalisis data hasil pemindaian Mona Lisa yang dibuatnya di laboratorium Louvre pada tiga tahun lalu.
Sensor pendeteksi cahaya dari spektrum warna sampai inframerah dan ultraviolet yang tak terlihat mata manusia itu juga mengungkapkan berbagai detail yang hilang dari lukisan tersebut. Gambar zoom in ini membuat Cotte bisa melihat perubahan posisi tangan kanan istri Francesco del Giocondo itu, yang terletak persis di perutnya.
Sebelum Mona Lisa, tidak pernah ada lukisan potret dengan posisi tangan seperti itu. Meski tak mengetahui alasan Da Vinci, banyak pelukis yang meniru posisi tersebut.
Cotte menemukan pigmen yang berada di bawah pergelangan tangan kanan sama persis dengan gambar selimut yang menutupi lutut Mona Lisa. Hal itu menjelaskan bahwa lengan bawah dan pergelangan tangan tersebut memegang satu sisi selimut. "Pergelangan tangan kanan itu terletak jauh di atas perutnya," kata Cotte. "Tapi, jika dilihat lebih dalam memakai inframerah, Anda akan tahu bahwa ia memegang selimut dengan pergelangan tangannya."
Gambar inframerah itu juga mengungkapkan sketsa yang berada di bawah tumpukan lapisan cat dan pernis. Cotte menyatakan hal itu menunjukkan bahwa Da Vinci juga manusia. "Jika memperhatikan tangan kirinya, Anda bisa melihat posisi pertama jari jemarinya serta mengubah pikiran dan melukisnya dengan posisi lain," katanya. "Bahkan Da Vinci pun punya keraguan."
Hasil analisis Cotte juga mengungkapkan warna asli lukisan itu. Waktu, pernis, dan restorasi menyebabkan lukisan yang kini tersimpan di balik kaca antipeluru itu tampak penuh dengan warna hijau gelap, kuning, dan cokelat.
Namun, foto digital 22 gigabita yang dihasilkan 13 filter warna berbeda, bukan filter tiga atau empat warna yang biasa ditemukan dalam kamera digital pasaran, mengembalikan warna asli lukisan itu. Dalam bentuk aslinya, Mona Lisa memiliki warna biru terang dan putih cemerlang. "Bagi generasi mendatang, kami menjamin Anda akan bisa melihat warna asli lukisan itu," ujar Cotte.
Meski sejumlah sejarawan seni mengungkapkan skeptisisme atas temuannya, Cotte berharap teknik baru ini bisa digunakan sebagai panduan bagi restorasi beragam lukisan kuno di masa depan. Setelah memindai Mona Lisa, Cotte membuat foto dengan resolusi supertinggi dari 500 lukisan, termasuk karya Van Gogh, Brueghel, Courbet, dan pelukis Eropa lainnya. "Untuk mengkomunikasikan warisan budaya bagi anak-anak kita, kami perlu menyediakan informasi sebanyak-banyaknya," ujar Cotte.
Sehingga muncul berbagai pertanyaan mengapa wanita dalam lukisan itu sama sekali tak memiliki alis, bahkan bulu mata. Beberapa peneliti menyatakan bahwa mencabuti rambut di wajah adalah praktek umum bagi wanita beradab pada masa itu. Sebab, rambut itu dianggap tak elok dilihat. Tentu saja penjelasan ini tak memuaskan banyak penikmat senyum wanita yang penuh tanda tanya itu.
Pascal Cotte adalah salah seorang di antaranya. Warga Paris ini kerap bertanya-tanya mengapa Mona Lisa berbeda dengan lukisan sang maestro lainnya. Da Vinci selalu menggoreskan alis dan bulu mata pada semua lukisannya. Karya Da Vinci yang paling terkenal ini memang bukan barang baru buat Cotte. Pada 1969, Cotte kecil meminjam kartu pass Metro milik ibunya dan pergi ke Museum Louvre untuk melihat sendiri apa yang disebut ibunya sebagai lukisan terindah di dunia.
Bocah 11 tahun itu berdiri berjam-jam di depan lukisan etrsebut, sangat lama sehingga seorang penjaga museum menawarkan kursinya. Sudah 35 tahun berlalu, Cotte--yang kini seorang insinyur teknik--kembali menghabiskan tiga jam di depan lukisan itu. Namun, kali ini ia membawa sebuah kamera raksasa dan izin untuk mengeluarkan lukisan itu dari bingkai dan kotak pengamannya. Foto-foto hasil jepretan Cotte, termasuk mata, mulut, dan tangan yang diperbesar 20 kali lipat, dipamerkan di Metreon, San Francisco, Amerika Serikat.
Foto mata yang diperbesar itulah yang akhirnya menjawab pertanyaan Cotte. Ketika meneliti foto itu, ia menemukan selembar rambut di dahi kiri Mona Lisa, bukti sesuatu yang dulunya alis. Ada kemungkinan alis ini hilang karena pigmen cat memudar atau terhapus gara-gara upaya restorasi yang ceroboh. "Saya adalah seorang insinyur dan saintis. Bagi saya, semua harus masuk akal," ujarnya. "Tidak masuk akal bahwa Mona Lisa tidak punya alis atau bulu mata. Saya menemukan selembar rambut alisnya."
Selain menemukan alis, Cotte menciptakan reproduksi yang disebutnya definisi tinggi yang paling akurat dari lukisan yang berumur 500 tahun itu. Berkat teknik pemindaian gambar 240 juta piksel yang memakai 13 spektrum warna, termasuk ultraviolet dan inframerah, Cotte bisa menampilkan warna asli lukisan itu ketika baru selesai dikerjakan Da Vinci.
Cotte mengatakan pemindaian digital ultradetail lukisan itu memungkinkan ia menggali secara efektif menembus tumpukan cat yang berlapis-lapis dan melihat wajah asli Lisa Gherardini, wanita dalam lukisan tersebut. "Cukup dengan satu foto, Anda bisa lebih mendalami konstruksi lukisan itu dan mengerti bahwa Leonardo adalah seorang jenius," kata Cotte dalam pembukaan pameran "Da Vinci: An exhibition of Genius" di San Francisco, Rabu lalu.
Kamera supercanggih yang lahir dari keahlian Cotte dalam bidang optik dan cahaya itu membantunya memeriksa lukisan yang menjadi obsesinya. Pria 49 tahun itu memperkirakan tak kurang dari 3.000 jam dihabiskannya untuk menganalisis data hasil pemindaian Mona Lisa yang dibuatnya di laboratorium Louvre pada tiga tahun lalu.
Sensor pendeteksi cahaya dari spektrum warna sampai inframerah dan ultraviolet yang tak terlihat mata manusia itu juga mengungkapkan berbagai detail yang hilang dari lukisan tersebut. Gambar zoom in ini membuat Cotte bisa melihat perubahan posisi tangan kanan istri Francesco del Giocondo itu, yang terletak persis di perutnya.
Sebelum Mona Lisa, tidak pernah ada lukisan potret dengan posisi tangan seperti itu. Meski tak mengetahui alasan Da Vinci, banyak pelukis yang meniru posisi tersebut.
Cotte menemukan pigmen yang berada di bawah pergelangan tangan kanan sama persis dengan gambar selimut yang menutupi lutut Mona Lisa. Hal itu menjelaskan bahwa lengan bawah dan pergelangan tangan tersebut memegang satu sisi selimut. "Pergelangan tangan kanan itu terletak jauh di atas perutnya," kata Cotte. "Tapi, jika dilihat lebih dalam memakai inframerah, Anda akan tahu bahwa ia memegang selimut dengan pergelangan tangannya."
Gambar inframerah itu juga mengungkapkan sketsa yang berada di bawah tumpukan lapisan cat dan pernis. Cotte menyatakan hal itu menunjukkan bahwa Da Vinci juga manusia. "Jika memperhatikan tangan kirinya, Anda bisa melihat posisi pertama jari jemarinya serta mengubah pikiran dan melukisnya dengan posisi lain," katanya. "Bahkan Da Vinci pun punya keraguan."
Hasil analisis Cotte juga mengungkapkan warna asli lukisan itu. Waktu, pernis, dan restorasi menyebabkan lukisan yang kini tersimpan di balik kaca antipeluru itu tampak penuh dengan warna hijau gelap, kuning, dan cokelat.
Namun, foto digital 22 gigabita yang dihasilkan 13 filter warna berbeda, bukan filter tiga atau empat warna yang biasa ditemukan dalam kamera digital pasaran, mengembalikan warna asli lukisan itu. Dalam bentuk aslinya, Mona Lisa memiliki warna biru terang dan putih cemerlang. "Bagi generasi mendatang, kami menjamin Anda akan bisa melihat warna asli lukisan itu," ujar Cotte.
Meski sejumlah sejarawan seni mengungkapkan skeptisisme atas temuannya, Cotte berharap teknik baru ini bisa digunakan sebagai panduan bagi restorasi beragam lukisan kuno di masa depan. Setelah memindai Mona Lisa, Cotte membuat foto dengan resolusi supertinggi dari 500 lukisan, termasuk karya Van Gogh, Brueghel, Courbet, dan pelukis Eropa lainnya. "Untuk mengkomunikasikan warisan budaya bagi anak-anak kita, kami perlu menyediakan informasi sebanyak-banyaknya," ujar Cotte.
Langganan:
Posting Komentar
(Atom)
Information
089630694838
26A2FCFA
26A2FCFA
Arsip Blog
-
▼
2012
(296)
-
▼
Juni
(146)
- Modifikasi Plat Nomor, Kurungan Dua Bulan
- Bintang Kungfu Terbaik Dunia
- Misteri Rahasia Dibalik Kalimat Adzan di Waktu Subuh
- Ini Dia Maskot Baru Android Jelly Bean
- 5 Penyakit Berbahaya Yang Disebabkan Kurang Tidur
- 8 Perusahaan Pemilik Karyawan Terbanyak
- 100 Film Paling Laris Sepanjang Masa
- Ini Dia Kedahsyatan Fitur Windows 8
- 5 Makanan Paling Menjijikkan di Dunia
- 150 Orang Susun Menara Manusia Tertinggi di Dunia
- Mugly, Anjing Terjelak di Dunia
- 6 Cara Alami Atasi Gigitan Nyamuk Versi Pakar Kese...
- 11 Hari Bergadang Euro, Fans Sepakbola di China Me...
- Air Zam-Zam Terbukti Bebas Arsenik
- Film Indonesia ''The Raid'' Di Jiplak
- Air Canada Ikutan Terbang Pakai Bahan Bakar Minyak...
- Perbedaan yang Mencolok Antara Budaya Jepang denga...
- Marmoset, Monyet Super Mini Yang Imut-Imut
- 7 Tradisi Tahun Baru nan Unik
- 10 Bentuk Rak CD Paling Keren
- 5 Kisah Kapal Hantu Paling Terkenal
- Inikah Wajah Asli Monalisa?
- 10 Kota Paling Banyak di Kunjungi
- 50 Fakta Menarik Tentang Pria
- 10 Perusahaan Terbesar Di Dunia
- Tidak Haram Bagi Muslim Untuk Memelihara Anjing
- 6 Tempat Terlarang Bagi Laptop
- Cerita Tentang Asal Mula Sumpah / Janji Jari Kelin...
- Inilah Arti 'i' Pada Produk Apple
- 7 Kisah Manusia yang ‘Mengaku’ Pernah Melihat Neraka
- Brigade of Gurkha, Suku yang dilahirkan untuk Berp...
- Tampilan Facebook Dari Masa ke Masa
- 10 Senjata Api Terburuk dalam Sejarah
- Fakta Unik Seputar Angpao
- 5 Agama Terbesar di Dunia
- 10 Mobil Terpopuler di Kalangan Remaja 2012
- Ada Jurusan Sastra Indonesia di Kampus Polandia
- Kenapa Tubuh Kita Gemetar Ketika Kedinginan?
- Kisah Master Photoshop Dari Cina ( Baojun Yuan )
- Gao Minyuan, Si Kakek Yang Elastis
- 8 Tempat Terbaik Untuk Melihat Sakura
- 15 Mata Kuliah Terunik Di AS
- 17 Evolusi Logo Merek Terkenal Dunia
- Brave (2012)
- Surface, Tablet Windows 8 Pertama dari Microsoft
- Rio Ferdinand Tersandung Iklan Rokok
- Takut Dikeroyok, Pencuri TV Nangkring di Pohon 9 Jam!
- 3 Penyebab Orang Susah Berhenti Merokok
- Daftar Diet Sesat yang Berbahaya
- Kotak Surat Apa Kabarmu?
- Tips Ampuh Menghilangkan Kepedasan
- Alasan Cewek Tidak Suka Cowok Gondrong
- 5 Ide Bisnis Sederhana Bernilai Triliunan
- Lelaki di Inggris Ini Berjuang untuk Mati
- Saat-saat Orang Nggak Boleh Makan Sayur
- Minuman untuk Jantung Sehat
- Tetap Olahraga di Hari Libur? Pertimbangkan Dulu R...
- Grup Neraka Berakhir, Belanda Memalukan
- Perbedaan Otak Pria dan Wanita
- Perbedaan Mentega, Margarine dan Butter
- Perbedaan Layar LCD dan LED
- Perbedaan Crocs Asli dan Palsu
- Jangan Nyalakan Lampu Ketika Tidur, Bahaya!
- Perbedaan Flu dan Pilek
- Surabaya Menuju Kota "Cyber"
- Cukup Dua Kebiasaan Mudah Ini Agar Badan Tetap Sehat
- 8 Kebiasaan Sehat yang Bisa Menghemat Uang
- Trik Agar Kaki Kuat Berjalan Jauh
- Berakhir Pekan dengan Pijat Refleksi Kaki Bikin Ta...
- Ini yang Bikin Orang Gemuk Gampang Ngorok
- Ceko ke Perempatfinal Seraya Bikin Rekor Baru
- Tundukkan Rusia, Yunani Runner Up Grup A
- Menakjubkan! Pria AS Meniti Seutas Tali Seberangi ...
- 10 Pulau Paling Padat Di Dunia
- 10 Strategi Mencuri Hati Ibu Mertua
- Foto Berwarna Langka Bung Karno
- Belalang Sembah Betina Memakan Partnernya Selama M...
- Air Lebih Mudah Mendidih di Tempat yang Lebih Tinggi
- 3 Fitur iOS 6 yang Tidak Berguna di Indonesia
- 5 Minuman Sehat Pengganti Air Putih
- Tips Jaga Kondisi Saat Begadang EURO
- Tempat Paling Ekstrim Di Tata Surya
- 10 Alasan Untuk Tidak Minum Softdrink
- Gara-gara Celana Dalam, Bendtner Terancam Dihukum ...
- Sengit, Inggris Kalahkan Swedia 3-2
- Makanan Otak yang Bagus untuk si Kecil
- Trachoma
- 5 Masalah yang Bikin Orang Selalu Bangun Kepagian
- 8 'Jalan Pintas' Sehat yang Bekerja Nyata untuk Anda
- 20 Pemain Bola Terseksi di Euro 2012
- 6 Larangan Dalam Hubungan Cinta
- Rajin Sikat Gigi Kurangi Risiko Kanker
- Minuman Keras Terlaris Dunia dari Korea
- Varian Gonore ‘Superbug’ Menyebar di Eropa
- Tujuh Buah Langka yang Enak di Indonesia
- Hal yang Tidak Bisa Diucapkan Ayah Kepada Anaknya
- Tips Agar Pacaran Tetap Awet dan Langgeng
- Tips Memasak Ayam yang Empuk dan Renya
- 9 Gaya Rambut Teraneh Lady Gaga
- 7 Pemain Sepak Bola Dengan Rambut Teraneh
-
▼
Juni
(146)
0 komentar:
Posting Komentar