News & Info

Post of The Month

Pop Up

Minggu, 24 Maret 2013

Jakarta - Maskapai Lion Air resmi memesan 234 pesawat ke Airbus. Lion Air dan rombongan Indonesia disambut bak tamu istimewa. CEO Airbus Fabrice Bregier memberi ucapan spesial dalam bahasa Indonesia. Sedangkan Presiden Prancis Francois Hollande ikut memberikan sambutan penuh rasa bangga.

Rombongan Indonesia yang diundang ke Prancis, tak tahu bahwa mereka akan menjadi saksi mata penandatangan kontrak Lion Air dan Airbus soal pemesanan pesawat tersebut. Hanya dijelaskan semua wajib mengenakan pakaian resmi. Jas atau batik lengan panjang. Baru ketika bus hendak meninggalkan hotel, mereka diberitahu akan menuju ke Istana Kepresidenan Prancis Champ Elysee, Paris.

"Jangan lupa, siapkan paspor dan idcard karena nanti akan ada pemeriksaan sebelum masuk Istana," seru pimpinan rombongan, Senin (18/3/2013) waktu setempat.

Sebenarnya, keberadaan 'personel' Lion Air sudah terendus di Paris. Termasuk Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana. Namun informasi penandatangan kontrak di Istana, tak disampaikan secara terbuka.

Rombongan Indonesia terdiri dari jurnalis berbagai media, konsultan media Airbus asal Indonesia, dan pihak Airbus sendiri. Karena tidak siap akan datang ke Istana, beberapa jurnalis tak mengenakan pakaian resmi. Ada juga yang tak merancang hal-hal yang perlu dilakukan. Untungnya tak ada halangan berarti.

Lokasi Istana tak jauh dari penginapan rombongan Indonesia, hanya berjarak sekitar 2 km. Dalam waktu 10 menit, bus sudah sampai. Yang membedakan Istana dengan gedung lain hanya penjaga pintu gerbang. Bentuk bangunan Istana nyaris sama dengan gedung lain. Yang membedakan, Istana dijaga prajurit, gedung lain tidak.

Pemeriksaan di pintu gerbang cukup ketat, tapi Paspampres tampak tak galak. Yang melanggar aturan hanya diberi peringatan melalui isyarat tubuh. Bukan tarikan atau dorongan badan.

Istana Kepresidenan Prancis tak mewah jika dibandingkan gedung lainnya di kawasan itu. Untuk menuju ruangan acara, setiap orang bahkan melewati jalan kecil seperti tidak sedang berada di Istana. Di sisi-sisi gang kecil itu ada kursi-kursi bekas yang tertumpuk tak teratur.

Ruangan acara berada di bagian belakang Istana. Di bagian itu, rupanya puluhan jurnalis lokal dan internasional sudah siap. Tak sampai 30 menit, acara dimulai. CEO Airbus Fabrice Bregier mengawali sambutan.

Breiger tampak sangat bahagia karena pesawat produksi pabriknya dipesan dalam jumlah yang fantastis, yakni 234 unit. Dia berharap pemesanan itu membuka peluang penggunaan pesawat Airbus lebih banyak di Asia Pasifik. Ucapan spesial pun dilontarkan.

"Kami sangat bangga, karena Lion Air adalah operator terbesar baru bagi pesawat Airbus. Terima kasih banyak," kata Bregier sambil tersenyum .

Bregier menyampaikan sambutan dalam bahasa Prancis. Kadang ia menggunakan bahasa Prancis. Tapi khusus kalimat "terima kasih banyak", ia ucapkan dalam bahasa Indonesia. Kalimat itu mengakhiri sambutan singkatnya.

Tepuk tangan bergemuruh di ruangan. Sebagian wartawan Perancis di ruangan saling menoleh, seolah tidak yakin dengan arti kata-kata pamungkas itu. Sementara sejumlah wartawan asal Indonesia dan perwakilan Lion Air, tampak sumringah.

Dalam sambutannya, Bregier menyebutkan pemesan 234 unit pesawat merupakan order pertama bagi Lion Air. Dia menyebut Lion Air sebagai salah satu maskapai kelas menengah bawah yang sukses dan paling berkembang.

"Pemesanan ini diharapkan menjadi nilai positif dan menarik pembeli lain," katanya.

Presiden Prancis Francois Hollande yang memberi sambutan pamungkas menyatakan hubungan Indonesia dan Prancis terbangun dengan baik. Kesepakatan Airbus dan Lion Air merupakan kontrak bersejarah antara perusahaan besar Eropa dan maskapai penerbangan utama Asia. Kedua belah pihak akan mendapatkan hasil positif.

"Ini bisa mendorong pembukaan lapangan kerja bagi ribuan orang. Tidak hanya di Perancis, tapi juga Eropa," kata Hollande.

"Kita percaya, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, kontrak ini akan berjalan sesuai rencana," imbuhnya.

Lion Air memesan 234 pesawat Airbus yang terdiri dari 109 unit A320 neo, 65 unit A321 neo dan 60 unit A320 ceo. Nilai total kontrak berjumlah 18,4 miliar euro atau sekitar Rp 230 triliun.

Selain dari kepresidenan, Airbus, dan Lion Air, penandatanganan kontrak itu disaksikan duta besar Indonesia untuk Prancis, dan duta besar negara sahabat. Usai penandatanganan kontrak, semua dijamu di Istana. Lokasinya berada di seberang gedung tempat penandatanganan.

Pada hari yang sama, rombongan Indonesia dibawa dari Paris ke Toulouse, pusat perakitan Airbus. Di Bandara Blagnac, rombongan disambut bak tamu istimewa . Sebanyak 320 pekerja Airbus berseragam biru bertepuk tangan saat melihat rombongan Indonesia turun dari pesawat. Di belakang pekerja, sebuah pesawat jenis A320 berlabel Lion Air dan tulisan 'Thank You' di badan pesawat.

Hari ini, Airbus akan membawa Lion Air dan rombongan ke pabriknya. Pesawat pesanan Lion Air sudah dikerjakan dan dijadwalkan mulai dikirim ke Indonesia secara bertahap pada Juli 2014 mendatang.

Borong Airbus, Lion Air Selamatkan Ekonomi Prancis


VIVAnews - Di tengah krisis ekonomi Eropa, pembelian 234 pesawat Airbus oleh Lion Air mendenyutkan perekonomian Prancis. Transaksi senilai US$24 miliar tersebut menjadi salah satu transaksi pembelian pesawat terbesar di dunia.

Presiden Prancis, Francois Hollande, menjelaskan transaksi ini menjadi yang terbesar sejarah penerbangan sipil dan akan menyelamatkan ekonomi Prancis. Bahkan, sangat kontras dengan apa yang terjadi di Eropa saat ini yang sedang dibayang-bayangi oleh kekhawatiran bailout Siprus.

"Saya harus berterima kasih karena dengan kontrak ini, Airbus akan mengamankan sekitar 5.000 pekerjaan selama 10 tahun," kata Hollande seperti dilansir Reuters, Selasa 19 Februari 2013.

Lion Air Indonesia memesan 234 pesawat Airbus jenis A320 yang terdiri dari 109 A320neo, 65 A321neo, dan 60 A320ceo. Transaksi ini menjadikan Lion Air pelanggan baru Airbus.

Dilansir laman Thelocal, pesawat A320 milik Lion Air langsung diproduksi dan akan mulai dikirim tahun depan, sedangkan A320 Neo akan mulai dikirim mulai 2016 mendatang. kebutuhan pesawat sebanyak itu untuk melayani pasar Indonesia dan sekitarnya. Ke depan, Lion Air akan mengembangkan perusahaan baru yang mengejar pasar Asia-Pasifik.

"Tipe pesawat A320 yang hemat bahan bakar akan memungkinkan Lion Air berop

Komentar ADMIN :





Ingat Orang itu dan Pesawat itu?
Ya, ahli keretakan Pesawat yang pernah mengabdikan dirinya sebagai wakil dan presiden Indonesia. Seorang Professor yang membuat pesawat pertama kalinya di BUMI PERTIWI INDONESIA. Seorang Insinyur yang merelakan pekerjaan di Jerman demi membuat pesawat di BUMI INDONESIA. Mantan Menristek yang selalu menggembor gemborkan SDM Indonesia.
Seharusnya pembelian tersebut bisa diminimalisir, uang sebesar itu bisa dibuat untuk mengcopy Habibie menjadi 1000 orang, seperti yang dicita citakan Professor. Sehingga kita bisa membuat 1000 Pesawat N250. Kita juga memiliki PT PINDAD, yang sempat maju ketika masa kepemimpinan Habibie. IPTN, juga sempat maju. Seharusnya kita bangun ulang Perusahaan itu, kita majukan kembali teknologi Indonesia dan SDM Indonesia. Jika kita mau kita bisa !

0 komentar: